Resistor juga dapat dikelompokkan berdasarkan bahan pembuatannya, yaitu resistor lilitan kawat dan resistor karbon.Resistor lilitan kawat digunakan untuk berbagai keperluan yang membutuhkan akurasi cukup tinggi dan peralatan yang menggunakan variasi arus yang besar, sedangkan resistor karbon merupakan resistor yang paling banyak beredar di pasaran.Resistor karbon mempunyai nilai hambatan yang tetap karena itu disebut juga resistor tetap. Dalam hukum ohm dikenal rumus untuk menentukan nilai tahanan dalam suatu rangkaian tertutup, yaitu:
Keterangan: V = tegangan
I = kuat arus
R = hambatan
Berikut ini adalah gambar simbol resistor eropa dan amerika, namun pada umumnya di Indonesia menggunakan simbol amerika.
Untuk membaca besarnya resistansi dari resistor yang mempunyai kode warna dapat melihat table berikut.
- Menentukan nilai resistor melalui kode warna
- Menyiapkan resistor dan alat tulis.
- Mengamati gelang warna pada badan resistor dan mencatatnya secara urut. Biasanya gelang terakhir jaraknya agak jauh, dan biasanya berwarna emas, perak.
- Menentukan nilai resistor dengan bantuan table kode warna resistor:
- Jika gelang warna berjumlah 4, maka gelang ke 1 dan 2 merupakan nilai angka. Gelang ke 3 merupakan pengali. Dan gelang ke 4 adalah toleransi.
- Jika gelang warna berjumlah 5, maka gelang ke 1,2 dan 3 merupakan nilai angka. Gelang ke 4 merupakan pengali. Dan gelang ke 5 adalah toleransi.
- Mencatat nilai hambatannya.
- Menentukan nilai resistor dengan bantuan multimeter analog
- Menyiapkan resistor, alat tulis dan avo meter analog.
- Mengarahkan selector pada posisi ohm.
- Melakukakan kalibrasi dengan cara meghubungkan probe hitam dan merah lalu memutar tombol 0 ohm adj sampai posisi jarum berada tepat di angka 0 ohm. Dalam setiap pemindahan selector ke posisi ohm meter dengan pengali berbeda, wajib melakukan kalibrasi.
- Mengukur nilai resistor dengan menghubungkan probe hitam ke kaki resistor, dan probe merah ke kaki resistor satunya.
- Mencatat hasil pengukuran.
- Contoh Tabel Pengukuran Resistor
Untuk menentukan resistor masih bagus atau tidak, bisa kita lakukan dengan menggunakan rumus dibawah ini. Resistor yang kurang baik ditandai dengan presentase yang melebihi batasnya.
Jika nilai pembacaan gelang lebih besar dibandingkan pembacaan dengan avo, maka menggunakan rumus:
Jika nilai pembacaan dengan avo lebih besar dibandingkan pembacaan gelang , maka menggunakan rumus:
Pada pengukuran resistor yang telah ditulis pada tabel di atas, maka resistor yang kurang baik dan tidak boleh digunakan adalah resistor ke 2 yang mempunyai persentase eror 11.1%, karena persentasemya melebihi persentase yang seharusnya yakni 5%
KESIMPULAN
Jika nilai pembacaan gelang lebih besar dibandingkan pembacaan dengan avo, maka menggunakan rumus:
Jika nilai pembacaan dengan avo lebih besar dibandingkan pembacaan gelang , maka menggunakan rumus:
Pada pengukuran resistor yang telah ditulis pada tabel di atas, maka resistor yang kurang baik dan tidak boleh digunakan adalah resistor ke 2 yang mempunyai persentase eror 11.1%, karena persentasemya melebihi persentase yang seharusnya yakni 5%
KESIMPULAN
Penghitungan nilai resistor dapat dilakukan dengan cara menghitung secara manual nilai gelang warna pada badan resistor dan bisa juga menghitung nilainya dengan menggunakan multimeter. Resistor yang diukur masih dalam keadaan baik jika masih dalam batas ukur. Dan dengan menyusun resistor secara seri akan memiliki nilai resistansi yang lebih besar dibandingkan resistor yang disusun secara pararel.
Hasil pengukuran bisa saja berbeda antara pengukuran dengan cara menggunakan multieter dengan pembacaan kode warna. Hal ini bisa disebabkann oleh beberapa factor diantaranya:
- jarum yang tidak diatur hingga titik nol,
- sudut pandang yang berbeda dalam pembacaan multimeter analog,
- kesalahan dalam pembacaan,
- resistor yang dalam keadaan kurang baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar